Thursday, May 3, 2018

Olahraga dan Pola Makan Teratur Kunci Sehat Profesi di Bidang Kuliner



Foto: Pexels
 
Tiap profesi punya risiko. Seorang programmer komputer berisiko terpapar sinar dari monitor terus-menerus, seorang penari balet harus berdiri di ujung jari kaki selama berjam-jam tiap hari. Sementara profesi seperti juru masak dan penulis boga mesti menjejali mulut dan perut dengan
berbagai makanan. Semua itu bisa saja menimbulkan gangguan kesehatan di masa datang. Namun, bukan berarti seorang chef harus kelebihan berat badan dan berisiko terkena serangan jantung atau diabetes di kemudian hari. Selalu ada cara untuk mencegahnya, seperti usaha yang dilakukan oleh profesional ini.
 
Tria Nuragustina, 37, Food Editor Femina
Foto: Dok. Pribadi
 
Lulus kuliah di Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti, saya langsung terjun ke dunia jurnalistik, dengan fokus boga, sesuai minat saya. Agar dapat menulis resep dan cerita soal makanan yang menggiurkan, selama tiga belas tahun bekerja sebagai penulis boga, mau tak mau saya harus mengenal banyak makanan.

Saya juga sering kali harus menghadiri undangan pembukaan restoran baru, food testing, dan bermacam jamuan makan. Walau segala makanan ditelan, saya berusaha untuk menjaga porsinya tetap kecil. Enaknya, ada beberapa orang di tim boga femina, sehingga saya tidak perlu tiap hari harus makan banyak.

Awalnya, saya kira makan makanan yang berkualitas baik (berbahan premium/organik), tidak menyentuh junk food yang asal kenyang, dan selalu menjaga porsi kecil, sudah cukup untuk menjamin saya sehat selamanya. Nyatanya, tidak. Beberapa bulan belakangan saya kerap
merasakan nyeri di dada sebelah kiri. Tidak terlalu sakit dan paling hanya dua kali seminggu, tapi tetap membuat saya khawatir ada yang salah.

Benar saja, saat medical check up tiga bulan lalu, menurut dokter ada gangguan pada katup jantung saya. Setelah dirunut-runut, dokter mencurigai pola makan yang berantakan dan terutama karena saya tidak pernah olahraga, yang jadi pemicunya. Mungkin saya kebanyakan gula. Meski tidak pernah kelebihan berat badan, saya tidak berotot.

Demi bertahan tetap sehat dalammenjalani profesi yang membuat saya selalu dikelilingi makanan, sekarang saya usahakan untuk berolahraga. Belum terlalu banyak porsinya, saya baru bisa jalan cepat selama 45 menit, 2 - 3 kali seminggu. Saya juga berusaha membenahi pola makan agar lebih teratur. Kalau biasanya sayuran yang saya tanam sendiri di rumah spesial untuk anak, kini saya juga harus membiasakan diri memakannya.

Ingin Olahraga Saat Puasa, Ini Waktu Pilihan Terbaik

Saat memutuskan puasa, bukan berarti juga puasa olahraga, namun pastikan Anda melakukannya di waktu yang sesuai. (ilustrasi/iStockph...