
Foto: Pixabay
Banyak wanita mengeluh bahwa area kewanitaannya terkadang terasa gatal, berbau, dan keputihan. Area kewanitaan memang bagian tubuh yang sensitif dan butuh perhatian dan penanganan kebersihan yang tepat.
Faktanya 7 dari 10 wanita pernah mengalami infeksi keputihan oleh karena area kewanitaannya tidak terjaga kebersihannya.
Dr. Merry Sulastri, educator & trainer dari PT. Mundipharma Indonesia menjelaskan bahwa keputihan sendiri timbul oleh berbagai sebab. Namun seringnya dipicu karena pertumbuhan bakteri, jamur, dan trichomonas, atau bisa juga gabungan. Yang perlu diwaspadai, apabila infeksi keputihan ini terjadi berulang, maka dapat mengakibatkan infeksi panggul, infeksi saluran kencing, infertilistas, kerusakan imun tubuh, dan infeksi menyeluruh.
Namun, kabar baiknya tubuh kita punya sistem pertahanan tubuh sendiri untuk menangkal ‘serangan’ kuman dari luar. “Kita memiliki bakteri baik dalam tubuh yang bertugas mencegah area kewanitaan dari berbagai gejala infeksi seperti gatal, bau, dan keputihan berlebih,” ujar dr. Merry.
Salah satu yang dapat membantu pertumbuhan bakteri baik adalah prebiotik. Prebiotik ini sebagai makanan atau nutrisi bagi perkembangan bakteri baik yang bisa hidup di area kewanitaan dengan tingkat pH 3,8-4,2. Agar jumlah prebiotik tetap mendominasi, maka pH di area tersebut harus dijaga kestabilannya. Lalu, bagaimana cara menjaga kestabilan pH di area intim kita?
Berikut saran dari dr. Merry:
1/ Jangan biasakan membersihkan area kewanitaan dengan sabun mandi.
40% wanita diketahui membersihkan area intimnya saat mandi dengan menggunakan sabun mandi. Padahal, sabun mandi memiliki pH 9-10 sehingga kurang ideal untuk membersihkan area kewanitaan yang memiliki pH lebih asam.
Memang terasa bersih, namun sabun dapat menyebabkan kekeringan pada kulit dan berpotensi menjadi pemicu peradangan yang bisa mengganggu tingkat pH alami dan flora normal di area kewanitaan.
2/ Ganti pembalut saat sedang menstruasi 3-4 kali sehari.
Hanya 6 dari 10 wanita yang mengerti cara menjaga kebersihan di area kewanitaannya, terutama saat menstruasi.
“Masih banyak terutama remaja yang malas atau mengira bahwa mengganti pembalut setelah penuh. Padahal, darah yang dibiarkan selama berjam-jam bisa meningkatkan kemungkinan infeksi,” ungkap dr. Merry dalam acara
Ia mengungkapkan temuan, bahwa keputihan yang banyak dialami remaja puteri, salah satu sebabnya adalah keengganan mengganti pembalut, karena darah menstruasi yang tidak banyak. Kondisi ini bisa membuat kuman lebih mudah berkembang biak. Karena itu, meski ada kalanya menstruasi tidak terlalu deras, dr. Merry tetap menyarankan agar mengganti pembalut sebanyak 3-4 kali sehari.
Pastikan Anda hanya memakai satu pembalut maksimal 6 jam.