
Foto: 123RF
Latihan olahraga punya kaitan erat dengan leadership. Karena, saat berlatih, tubuh merekam pengalaman yang dirasakan. Hasilnya, bukan hanya membentuk otot, latihan olahraga juga akan membentuk mental ideal yang diperlukan seorang pemimpin.
Sari Marsden, performance coach dari Sarius Performance dan salah satu penulis buku Fit to Lead, mengatakan, seseorang tidak harus menjadi world-class atlet untuk menjadi world-class leader. Namun, bila seseorang ingin membawa organisasi dan kepemimpinannya ke tingkat yang lebih baik, maka seseorang harus mengolah tubuh lewat latihan atau olahraga.
Apa yang dikatakan Sari itu bukan sekadar teori. Manfaat latihan olahraga dalam menjalani tanggung jawab sebagai pemimpin dirasakan benar oleh Donna Priadi, Director Government Affairs and Policy di sebuah perusahaan multinasional. Sehari-hari, wanita yang berpembawaan tenang tapi tegas ini bertanggung jawab terhadap segala sesuatu terkait hubungan dengan pemerintah dan instansi pemerintah dalam upaya mendukung bisnis perusahaan tempatnya bekerja yang bergerak di bidang aviation, power, renewables, healthcare, transportation, dan digital.
Tugasnya sangat erat kaitannya dengan pembentukan strategi, kebijakan dan rencana perusahaan selaras dengan kebijakan dan peraturan pemerintah, memonitor jalannya pemerintahan dan peraturan yang berdampak terhadap bisnis perusahaan. “Saya juga memberikan masukan kepada perusahaan atas dinamika yang terjadi di pemerintahan. Melakukan lobi dan diskusi-diskusi dengan pemerintah untuk mendukung strategi bisnis perusahaan,” katanya.
Dalam menjalankan semua tanggung jawab itu, ia merasa kebiasaannya berolahraga sejak masih kuliah di Institut Teknologi Bandung ikut memberi kontribusi. Sempat menjadi anggota tim basket kampus membuatnya tak sekadar bugar karena rutin melatih tubuh, tapi juga terbiasa berpikir strategis dan bekerja dalam tim, yang sangat bermanfaat saat ia terjun ke dunia kerja.
Mentalnya makin terlatih jadi tangguh saat mulai menekuni olahraga yang membawanya ke ajang lomba triatlon. Dimulai dari latihan lari di treadmill, bersepeda gunung (mountain bike), dilanjutkan dengan sepeda di jalan raya (road bike) dan berlatih renang di laut. Sejak tahun 2013 Donna mulai mengikuti triatlon di berbagai tempat. Bahkan, pada akhir tahun 2016 yang lalu ia berhasil menyelesaikan triatlon kategori IRONMAN 70.3 (renang sejauh 1,900 m, bersepeda sejauh 90 km dan lari sejauh 21,2 km) di Ballarat, Melbourne, Australia.
Apa pengalaman yang Donna dapat dari segala latihan dan lomba triatlon yang diikuti? Secara mental ia lebih disiplin terhadap waktu, mood selalu positif, jarang stres, lebih kreatif, dan berenergi sepanjang hari. Semua itu sangat berguna dalam menyelesaikan pekerjaan. “Dalam memimpin, saya sangat membutuhkan rasa percaya diri, keteguhan, sekaligus luwes dalam menghadapi berbagai situasi. Secara sadar atau tidak, kemampuan untuk melakukan ini saya dapatkan saat berlatih di gym dan menyelesaikan triatlon,” paparnya.(f)